Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Troubleshooting Lapisan Fisik Jaringan Lan

Troubleshooting Lapisan Fisik Jaringan LAN Memahami Troubleshooting Lapisan Fisik Jaringan LAN
Memahami Troubleshooting Jaringan Fisik LAN - Troubleshooting merupakan sebuah istilah dalam bahasa Inggris, yang merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. Troubleshooting merupakan pencarian sebuah sumber dilema secara sistematis sehingga dilema tersebut sanggup diselesaikan. 

Troubleshooting kadang kala merupakan proses penghilangan masalah, dan juga proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah. Troubleshooting, pada umumnya dipakai dalam banyak sekali bidang, menyerupai halnya dalam bidang komputer, manajemen sistem, dan juga bidang elektronik dan kelistrikan.

Pengertian Lapisan Fisik (Physical Layer) LAN

Lapisan fisik (Physical Layer) merupakan lapisan dasar dari semua jaringan dalam model tumpuan OSI dimana lapisan ini berfungsi untuk mentransmisikan sinyal data analog maupun digital. Selain itu, lapisan fisik sanggup dipakai untuk memilih karakteristik dari kabel yang dipakai untuk menghubungkan komputer dalam jaringan sehingga sarana sistem pengiriman data ke perangkat lain yang terhubung dalam suatu jaringan komputer. Pada lapisan ini yang akan menjelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin dipakai oleh media fisik serta mengatur bagaimana cara melaksanakan collision control.


Tujuan Lapisan Fisik (Physical Layer) LAN

Physical layer juga mempunyai tujuan utama antara lain : 
  • Menspesifikasikan standard untuk berinteraksi dengan media jaringan.
  • Menspesifikasikan kebutuhan yang diharapkan media untuk jaringan.
  • Menetukan karakteristik kabel untuk menghubungkan komputer dengan jaringan.
  • Mentransfer dan memilih bagaimana bit data dikodekan.
  • Format sinyal electrical untuk transmisi lewat media jaringan.         
  • Sinkronisasi transmisi sinyal.
  • Menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanikal, elektrikal dan procedural.
  • Mendeteksi error selama transmisi

Manfaat Lapisan Fisik (physical Layer) LAN

Media paling sering dipakai untuk jaringan ialah kabel yang memakai kawat tembaga untuk sinyal data dan bit kontrol antar perangkat jaringan. Kabel yang dipakai untuk komunikasi data yang biasanya terdiri dari serangkaian kabel tembaga individu yang membentuk sirkuit sinyal didedikasikan untuk tujuan tertentu. Jenis lain dari kabel tembaga, yang dikenal sebagai kabel koaksial, mempunyai konduktor tunggal yang berjalan melalui sentra kabel yang terbungkus oleh, namun terisolasi dari, pelindung lainnya.

Tembaga jenis media yang dipilih ialah ditentukan oleh standar lapisan Fisik yang dibutuhkan untuk menghubungkan lapisan Data Link perangkat dua atau lebih jaringan. Kabel ini sanggup dipakai untuk menghubungkan node di LAN untuk perangkat perantara, menyerupai router dan switch. Kabel juga dipakai untuk menghubungkan perangkat WAN ke penyedia layanan data menyerupai perusahaan telepon. Setiap jenis koneksi dan perangkat kabel terlampir persyaratan yang ditetapkan oleh standar lapisan fisik.

Jaringan media umumnya memakai jack modular dan colokan, yang menyediakan koneksi gampang dan pemutusan. Juga, satu jenis konektor fisik sanggup dipakai untuk beberapa jenis koneksi. Sebagai contoh, konektor RJ-45 dipakai secara luas dalam LAN dengan satu jenis media dan di beberapa WAN dengan jenis media lain.


Perangkat Yang diharapkan Untuk membangun jaringan LAN

Untuk menciptakan jaringan komputer atau Jaringan LAN (Local Area Network) sederhana membutuhkan beberapa komponen atau perangkat keras yang sangat penting dan merupakan kebutuhan utamanya. Perangkat keras yang dimaksud antara lain adalah:

  • Komputer
  • Kabel UTP
  • Connector RJ45
  • HUB atau Switch
  • Modem (sebagai perangkat tambahan)

Baca Juga : Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik

Pemecahan masalah  Lapisan Fisik (Physical Layer )LAN :

  1. Identifikasi Masalah dan Lapisan Fisik pada Jaringan LAN
  2. Sebelumnya saya sudah katakan Lapisan fisik pada jaringan lan itu merupakan lapisan dasar dari 7 OSI layer. Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan prosedur untuk meletakkan bit-bit data diatas media jaringan menyerupai kabel, radio dan cahaya. Selain itu, lapisan ini sanggup mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik, modulasi sinkronisasi antar bit, pengaktifan dan pemutusan koneksi serta beberapa karakteristik kelistrikan untuk media transmisi menyerupai kabel UTP/STP, kabel koaksial atau kabel fiber optik.  Protocol physical Layer meliputi IEEE 802.3, RS-232C, X.21, repeater, transceiver, kartu jaringan atau Network Interface Card (NIC) dan pengabelan untuk beroperasi.

  3. Standarisasi Pengkabelan EIA/TIA
  4. Standar pengkabelan UTP diatur oleh Electronics Industry Alliance/Telecommunication Industry Association (EIA/TIA). Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari kiri ke kanan adalah: putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat.

    sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah: putih-oranye, oranye, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putih-coklat, coklat. Dua urutan warna diatas ialah urutan warna yang telah menjadi standar internasional dalam Cabling jaringan. menurut perbedaan urutan warna kedua Pin dari suatu kabel masih sanggup dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu :


    • straigh-through

    • Istilah Straigh-Through dipakai untuk kabel LAN yang mempunyai urutan warna yang sama pada kedua ujung Pin. Sebagai berikut :

      Ujung A
      1. Putih Orange
      2. Orange
      3. Putih Hijau
      4. Biru
      5. Putih Biru
      6. Hijau
      7. Putih Coklat
      8. Coklat
      Ujung B
      1. Putih Orange
      2. Orange
      3. Putih Hijau
      4. Biru
      5. Putih Biru
      6. Hijau
      7. Putih Coklat
      8. Coklat

    • cross-over

    • Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover mempunyai urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini dihentikan sembarangan, alasannya ialah kedua ujung ini juga mempunyai hukum urutan warna.

      Pada kabel jenis Crossover standar, jikalau salah satu ujung Pin mempunyai susunan warna menurut hukum T568A, maka ujung Pin yang lain harus mempunyai urutan warna menurut standar T568B. Jika anda menciptakan urutan sendiri pada sebuah kabel LAN, maka urutan warna pada Pin Crossover-nya ialah sebagai berikut :


      Ujung A
      1. Putih Orange
      2. Orange
      3. Putih Hijau
      4. Biru
      5. Putih Biru
      6. Hijau
      7. Putih Coklat
      8. Coklat
      Ujung B
      1. Putih Hijau
      2. Hijau
      3. Putih Orange
      4. Biru
      5. Putih Biru
      6. Orange
      7. Putih Coklat
      8. Coklat

  5. Pengujian kabel pada jaringan
  6. Hubungkan Kabel straight ke Tester LAN Setelah kedua ujung kabel straight dihubungkan dengan LAN Tester, diperoleh data sebagai berikut :

      Led 1 : menyala
      Led 2 : menyala
      Led 3 : menyala
      Led 4 : menyala
      Led 5 : menyala
      Led 6 : menyala
      Led 7 : menyala
      Led 8 : menyala

    Jika lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 hingga 8 berarti Kabel straight yang kalian buat telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah.

    Untuk mencoba Kabel Cross-over yang sudah dibentuk berhasil atau tidak, silakan hubungkan kabel cross kalian dengan LAN terser Setelah kedua ujung kabel straight dihubungkan dengan LAN Tester, diperoleh data sebagai berikut :

    Lampu LED A

    • Led 1 : menyala
    • Led 2 : menyala
    • Led 3 : menyala
    • Led 4 : menyala
    • Led 5 : menyala
    • Led 6 : menyala
    • Led 7 : menyala
    • Led 8 : menyala

    Lampu LED B

    • Led 3 : menyala
    • Led 6 : menyala
    • Led 1 : menyala
    • Led 4 : menyala
    • Led 5 : menyala
    • Led 2 : menyala
    • Led 7 : menyala
    • Led 8 : menyala



saya dedikasikan artikel ini untuk SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG

Seperti itulah artikel mengenai Memahami Troubleshooting Lapisan Fisik Jaringan LAN, biar sanggup bermanfaat bagi kalian.

Sekian Terimakasih.