Ta’awun Tolong Menolong Dalam Kehidupan
Pernahkah kamu membayangkan hidup sendiri tanpa bantuan orang lain? Ah, rasanya tidak mungkin dan tidak akan pernah ada manusia yang bias hidup sendiri. Karena manusia itu saling membutuhkan.
Allah menciptakan
manusia sebagai makhluk social
Manusia memang ditakdirkan Allah sebagai makhluk yang selalu ingin hidup
bersama. Ilmu pengetahuan menyebut manusia sebagai makhluk social, makhluk yang
selalu hidup berkelompok. Sejak dilahirkan manusia telah membutuhkan bantuan
orang lain. Bekerja, belajar bersama dan sebagainya. Karena manusia selalu
hidup berkelompok. Allah SWT, mengingatkan manusia agar selalu tolong menolong,
bantu-membantu. Allah berfirman,”…dan tlolong-menolonglah kamu dalam
mengerjakan kebaikan dan
takwa dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (S. Al Maidah 5 ayat 2).
takwa dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (S. Al Maidah 5 ayat 2).
Misalnya, tetangga kamu sedang memperbaiki selokan, memperbaiki rumah, kamu
dianjurkan untuk membantunya. Kalau adikmu terjatuh kamu wajib membantunya.
Itulah yang disebut ta’awun tolong-menolong. Jika kamu membantu
meringankan beban yang dipikul oleh orang lain agar orang yang kamu bantu
bebannya berkurang, kamu berarti sedang melakukan ta’awun: tolong-menolong.
Tolong menolong dalam
kehidupan sehari-hari
Bentuk tolong-menolong itu bermacam-macam. Tidak hany aberbentuk
bantuan fisik seperti membantu mengangkat barang. Tolong-menolong juga bias
berbentuk membantu lewat memberi makan, uang atau lainnya pada orang yang sedang
membutuhkan, juga memberikan nasihat yang baik. Bila tetanggamu sedang ditimpa
musibah kematian, Nabi Muhammad SAW memrintahkan agar kamu membantu meringankan
bebannya. Dari mengurus jenazah, membantu masak dan kalau ada rezeki juga
membantu memberi uang.
Mengapa
Rasul memerintahkan membantu orang yang sedang berduka cita? Kamu perlu
membantu memberi makan kepada orang yang sedang berduka cita yang kadang kala
karena terlalu sedih sampai lupa untuk memasak nasi. Kamu perlu membantu
memberi uang karena orang yang sedang kematian kalau ia pedagang biasanya tidak
sempat berjualan sehingga perlu dibantu keuangannya.
Tolong-menolong untuk
kebenaran dan kesabaran
Tolong-menolong itu ada dua macam. Pertama, tolong-menolong dalam bentuk
moril. Misalnya, kamu kebetulan diberi kepintaran oleh Allah SWT. Kamu bias
membantu mengajar teman-teman kamu yang kebetulan kurang mengerti. Bias juga
berupa bantuan memberi nasihat, mengingat. Atau misalnya memberi gagasan atau
pikiran-pikiran menarik dalam satu pekerjaan. Kedua, tolong-menolong yang
berbentuk material. Contohnya, kamu memberi bantuan uang, makanan, pakaian
kepada orang yang sedang memerlukan.
Lalu, bolehkah kamu membantu menolong temanmu yang sedang kesulitan di
saat test (ulangan) atau membntu temanmu yang lagi mencuri mangga? Jelas sesuai
firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah di atas, dilarang umat Islam
tolong-menolong dalam berbuat jahat. Jadi, bila temanmu mengajak mencuri
mangga, meminta bantuan memanjatkan, kamu harus menolaknya. Kalau perlu berilah
dia bantuan dengan menasihati dan mengingatkan bahwa mencuri itu dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya serta oleh peraturan Negara. Apa keuntungan tolong-menolong
itu? Mengapa Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan umat Islam untuk
tolong-menolong?
Tolong-menolong, tugas
dari Allah untuk kita
Dengan tolong-menolong beban yang berat menjadi lebih ringan. Masalah
yang sulit menjadi lebih gampang. Pekerjaan yang besar menjadi terasa kecil
karena dikerjakan bersama-sama. Nah, betapa besar manfaat tolong-menolong itu.
Apalagi bila kebiasaan tolong-menolong dilaksanakan di tengah-tengah
masyarakat. Persoalan-persoalan masyarakat akan lebih mudah diatasi dan
diselesaikan.
Kalau begitu Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan agar dalam
kehidupan sehari-hari umat Islam tolong-menolong tidak lain demi kepentingan
umat Islam itu sendiri. Yang memperoleh manfaat kalau hidup tolong-menolong
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kamu sendiri. Subhanallah, Maha
Suci Allah. Allah Maha Rahman dan Rahim Selalu sayang pada hamba-hamba-Nya.
(Miqdad Husein).